Buku adalah jendela dunia. Tak sekadar ungkapan, Brasil mewujudkan hal tersebut lewat program membaca bagi narapidana yang mau bebas lebih cepat.
Tiap negara punya cara sendiri dalam memperlakukan tahanannya. Buku memberikan “jendela kesempatan” buat napi di Brasil untuk keluar lebih cepat dari penjara.
Bagaimana caranya?
Ada empat penjara federal yang punya peraturan ini. Tiap tahanan diperbolehkan untuk membaca buku untuk mengurangi masa tahanannya.
Buku-buku yang disediakan oleh pihak penjara juga bukan sembarangan. Buku-buku tersebut bertema karya sastra, filsafat, sains, atau buku klasik.
Tiap tahanan yang sanggup menyelesaikan satu buku akan mendapat pengurangan masa tahanan 4 hari. Selama satu tahun tiap tahanan diberi jatah sampai 12 buku.
Sehingga dalam setahun, seorang tahanan dapat mengantongi pemotongan 48 hari dari masa hukuman. Tapi potongan tidak begitu saja diberikan.
Setelah membaca, para napi harus membuat rangkuman tentang isi buku tersebut. Rangkumannya harus terdiri dari paragraf yang baik, tata kalimat yang benar, menggunakan margin dan tulisan yang dapat dibaca.
Ini semua adalah pengetahuan dasar yang harus dipelajari oleh tiap napi. Sehingga rangkuman yang ditulis enak dibaca dan mudah dimengerti.
Setiap buku yang dipinjam juga memiliki batas waktu. Tiap napi bisa membaca satu buku sampai empat minggu. Program ini diberi nama Redemption through reading atau Penebusan lewat membaca.
Ada alasan menarik dari peraturan baru ini. Brasil ingin para napi meninggalkan penjara dengan pemikiran yang lebih luas dan kreatif. Buku adalah satu satu cara untuk melakukan hal tersebut. Wow kerenkan? 🙂
sumber : detik
Comment