foto: deviantart
samrafm.com-Dilihat dari susunan katanya, basmalah berisi kata ‘bi’ yang artinya dengan dan kata ‘ismillah’ yang artinya menyebut nama Allah SWT. Dalam kaidah bahasa, kata bi itu harus ada muta’alif-nya, seperti misalnya dengan pulpen.
Apa yang dengan pulpen? Artinya, menulis dengan pulpen. Contoh lain dengan sendok. Apa yang dengan sendok? Makan, misalnya, berarti memakan dengan menggunakan sendok.
Nah, dalam kalimat basmalah, dengan menyebut nama Allah, di mana letak muta’alif-nya atau sebelumnya? Para ulama mengondisikan muta’alif itu sesuai dengan situasi tertentu. Misalnya, saat makan kita mengucapkan basmalah, artinya kita sedang makan dengan menyebut nama Allah. Muta’alif itu sendiri berati amal yang mengiringi kata ‘dengan’ atau ‘bi’.
Allah adalah lafdzu jalallah. Artinya, Allah adalah lafaz yang sangat agung. Dalam bahasa Arab, lafaz Allah tidak memiliki asal kata. Kita tahu unsur kata Allah bukan dari buatan manusia, melainkan langsung dari Allah sendiri.
Karena itu, kata Allah inilah yang disebut sebagai lafaz yang sangat agung. Bahwa Allah memiliki nama dan sifat yang sangat agung, kita paham bahwa setiap kali mengucapkan basmalah, kita memulai ucapan dengan nama yang teramat agung, yaitu Allah.
Dalam basmalah termaktub dua asma Allah teragung, yaitu ar-Rahmaan dan ar-Rahiim. Walau ada 99 nama Allah, hanya ar-Rahmaan dan ar-Rahiim atau yang Mahapengasih dan Mahapenyayang yang disebutkan.
Mengapa? Sebab dua sifat ini yang mendominasi dan paling umum. Dilihat secara bahasa untuk setiap kata-katanya, bismillah, lalu ar-Rahmaan, kemudian ar-Rahiim. Arti dari kalimat pertama adalah ‘Dengan menyebut nama Allah’. Kalimat berikutnya, Yang Mahapengasih dan Mahapenyayang. Hal ini membuktikan Allah yang Mahapengasih dan penyayang terhadap semua makhluk ciptaan-Nya.
Penyebutan ar-Rahmaan dan ar-Rahiim ini mengandung dua konsekuensi. Pertama, kata ar-Rahmaan dan ar-Rahiim ini adalah hak prerogatif Allah. Dia berkehendak menyebutkan namanya sesuai dengan Alquran dan hadis. Kedua, dengan kata ar-Rahmaan dan ar-Rahiim, Allah seakan memperkenalan diri kepada makhluk-Nya agar mereka lebih dekat dan lebih jelas dalam mengenal Dzat Pencipta.
sumber : Harian Republika